Diskusi lama tetap saja diputuskan ke jabung malang tepatnya desa taji. Memang belum ada tempat yang cocok selain disini, selain hawanya sangat sejuk karena masih wilayah kaki gunung bromo juga banyak sekali air terjun ( bahasa jawa coban ) yang belum pernah ane datangi, bahkan menurut teman yang merangkap guide ada puluhan bahkan seratus lebih wow keren...
Karena yang akan didatangi lokasinya masih alami, sudah pasti tidak ada tempat penitipan motor. seperti biasa parkir di rumah penduduk setempat kebetulan tempatnya rumah bapak supeno sang guide klop sudah.
Setelah perut kenyang diisi makanan ringan dan minuman yang disuguhkan bapak supeno, maka perjalananpun dimulai.
Menyusuri trek jalan setapak menurun diantara kebun penduduk, kondisinya masih lumayan enak, diselingi dengan tawa canda tidak terasa sudah 500 meter terlampaui, hingga sampailah di ujung jalan, karena medannya turun sangat curam licin habis hujan maka harus memakai tali wibing. 1..2..3.. sampai juga akhirnya dibawah, tidak terlalu lama menyusuri sungai terdengar kerasnya gemuruh suara jatuhnya air.
Tidak dijelaskan kenapa dinamakan coban rasemo, lagi pula ane juga tidak bertanya, namun tradisinya selain nama yang membawa arti juga biasanya penemu pertama kali namanya akan di abadikan, bisa juga namanya pak rasemo. Meskipun deras tapi tidak terlalu tinggi airnya, Puas berfoto ria lanjut ke coban berikutnya.
Sebetulnya jarak antar air terjun satu dengan lainnya sangat berdekatan cuma karena harus menerobos semak belukar, naik lagi dengan kondisi tanah yang licin membuat nafas agak ngos ngosan seakan akan jaraknya jauh.
Terlihat juga diantara batang pohon tersembunyi tumbuh tanaman anggrek liar, sejenak terbesit keinginan untuk mengambilnya namun niat tersebut kami urungkan, karena ingat wilayah ini masih dibawah wewenang PERHUTANI, nanti bisa jadi masalah. Tidak membutuhkan waktu lama sekitar 30 menit sampailah ke coban watu ijo, menyempit dan kecil dengan debit airnya yang tidak terlalu besar.
Karena cuaca tidak memungkinkan terlihat langit sudah mendung, maka tidak bisa berlama lama disini, sesuai intruksi pak supeno untuk mengejar waktu, perjalanan harus dilanjutkan karena untuk menuju air terjun berikutnya, jalan paling singkat harus menyusuri sungai, dikawatirkan kalau hujan terjadi banjir bandang.
Baru beberapa langkah turun hujan gerimis, was was juga bukan karena banjir bandangnya yang dikawatirkan tapi handphonenya ha ha..Tidak berapa lama sampai juga akhirnya di air terjun watu lumut. Airnya cukup deras tapi tidak terlalu dalam, namun karena keruh keinginan basah basahan terpaksa dipendam saja.
Menuju air terjun yang ke 4, medannya cukup menyulitkan, naik bukit terobos semak belukar sangat melelahkan juga, namun terbayar lunas ketika sampai di air terjun sukiman, sambil minum kopi melihat dan mendengar deburan suara air sangat nikmat sekali.
Sama seperti lainnya airnya disini juga sangat keruh, mungkin disebabkan karena lagi musim hujan sehingga tanah lumpur ikut terbawa juga. Nantikan trip selanjutnya keep clean indonesia, salam santun semoga bermanfaat.
Mantaaap master
BalasHapusTerima kasih gan
Hapus